Rabu, 29 April 2015

Contoh Soal Elastisitas Harga

Buatlah 3 contoh soal tentang Elastisitas Harga.
A. Elastisitas Permintaan
B. Elastisitas Pendapatan
C. Elastisitas Silang

A. Elastisitas Permintaan 
Diketahui apabila harga barang X Rp 500, maka permintaan sebanyak 100 unit. Turunnya harga barang X tersebut menjadi Rp 400, menyebabkan naiknya jumlah barang yang diminta menjadi 150 unit. Berapakan besarnya koefisien elastisitas permintaan barang X tersebut ?
Jawab :



Ed = - 2,5 (tanda minus hanya menunjukan arah perubahan yang negatif yaitu sifat hubungan antara harga dan kuantitas berlawanan arah)

Maka Ed = 2,5 > 1 yang berarti ELASTIS

Kurva Ed > 1 disebut elastis



B. Elastisitas Pendapatan
Naiknya pendapatan seseorang dari Rp 200.000, menjadi Rp 300.000 mengakibatkan bertambahnya jumlah barang X yang diminta dari 10 unit menjadi 16 unit. Berapakah besarnya elastisitas pendapatan tersebut?
Jawaban :




C. Elastisitas Silang
Apabila harga tiket bus Rp 40.000, maka harga tiket KA dengan jurusan yang sama berada dibawah harga tiket bus. Dan permintaan rata-rata tiket KA tersebut sebanyak 2000. Jika harga tiket bus naik menjadi Rp 45.000, sementara harga tiket KA tetap, maka permintaan tiket KA tersebut akan mengalami kenaikan menjadi 2300. Berapakah besarnya koefisien elastisitas silangnya?
Jawaban :



Jadi Ec = 1,08 > 1 yang berarti ELASTIS

Struktur Pasar

A.     Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.

Secara sederhana pasar dapat dikelompokkan menjadi :
1.      Segi Fisik dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
      ·         Pasar Tradisional
      ·         Pasar Raya
      ·         Pasar Abstrak
      ·         Pasar Konkrit
      ·         Toko Swalayan
      ·         Toko Serba Ada, dll

     2.      Segi Jenis Barang dibedakan menjadi beberapa macam di antaranya :
           ·         Pasar Ikan
           ·         Pasar Sayuran
           ·         Pasar Buah-Buahan
           ·         Pasar Barang Elektronik
           ·         Pasar Barang Perhiasan
           ·         Pasar Bahan Bangunan
           ·         Bursa Efek dan Saham, dll

B.      Pengertian struktur Pasar
Struktur pasar adalah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di dalam pasar (BAIN, 1952)

Unsur-Unsur Struktur Pasar :
      -          Konsentrasi
      -          Differensiasi produk
      -          Ukuran perusahaan
      -          Hambatan masuk
      -          Integrasi vertikal
      -          Diversifikasi

C. Bentuk-bentuk Struktur Pasar Bentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli

      1.       Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak.
Contoh Produknya : Beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
-        Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain, sehingga para pembeli tidak dapat 
     membedakan produk yang dihasilkan antara produsen A dan produsen B.
-        Penjual bersifat pengambil harga (price taker),yaitu penjual tidak dapat menentukan atau merubah
     harga dikarenakan harga pasar ditentukan oleh interaksi antara produsen dengan pembeli.

• Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
• Posisi tawar konsumen kuat
• Jumlah penjual dan pembeli banyak
• Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
• Sensitif terhadap perubahan harga
• Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar,yaitu apabila seorang penjual mengalami kerugian dapat
   langsung meninggalkan pasar dan begitu sebaliknya.
• Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan di pasar

Artinya bahwa pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya antara lain :
1. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
2. Kebebasan bertindak dan memilih

Beberapa kelemahan / keburukan persaingan sempurna yaitu :
• Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
• Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
• Membatasi pilihan konsumen
• Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
• Distribusi pendapatan tidak selalu merata

2.       Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan snack, nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopolistik :
• Adanya differensiasi produk(produk yang dijual mungkin sama namun memiliki (perbedaan satu
  sama lain)
• Mirip dengan pasar persaingan sempurna
• Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
• Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
• Relatif mudah keluar masuk pasar
• Promosi penjualan harus aktif.

Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk.

Pasar Monopolistik memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih
    produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi
    dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan
    dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.

Pasar Monopolistik juga memiliki KELEMAHAN sebagai berikut :
1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun
    pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat
    keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain
    pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya 
    produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen

3.       Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.

Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

Macam-macam pasar oligopoli :
• Pasar oligopoli murni (pure oligopoly).
Ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik Contohnya : praktek pasar oligopoli dalam produk sabun mandi.
• Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan. Contohnya : praktek pasar oligopoli dalam produk mobil.

Pasar oligopoli memiliki KELEBIHAN sebagai berikut :
1. Adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi
2. Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga
    dan kualitas barang.

Pasar oligopoli juga memiliki KELEMAHAN, yaitu :
1. Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomis
    yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar.
2. Apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak
    memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis.
3. Perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk
    menyainginya

4.       Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.

Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
- Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak
- Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya 
  yang sulit didapat,
- Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan
- Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses

Terjadinya Pasar Monopoli
• Modalnya besar
• Memiliki keahlian tertentu
• Adanya pasar yg terbatas

Kebaikannya:
1. Memiliki keuntungan lebih
2. Dpt menurunkan biaya produksi
3. Lebih efisien
4. Harganya lebih bersiang

Keburukannya:
1. Menciptakan ketidakadilan
2. Adanya unsur eksploitas faktor2 terhadap produksi
3. Boros dlm sumber daya ekonomi

Tambahan :
- Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang
  membeli produk yang dihasilkan.
- Monopoli adalah sesuatu yang dilarang di Republik Indonesia yang diperkuat dengan undang-
   undang anti monopoli.

SUMBER:

FUNGSI PRODUKS

A. Fungsi Produksi

Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan teknis antara input dengan output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari input. Fungsi produksi dalam beberapa pembahasan ekonomi produksi banyak diminati dan dianggap penting karena :

1. Fungsi produksi dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi dengan produksi itu
    sendiri secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

2. Fungsi produksi mampu mengetahui hubungan antara variabel yang dijelaskan
    (Q), dengan variabel yang menjelaskan (X) serta sekaligus mampu mengetahui hubungan
    antar variabel penjelasnya (antara X dengan X yang lain).

Secara matematis sederhana, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Output = Æ’ (input)
Q = f (X1, X2, X3, ..., Xi),


dimana:
Q = output
Xi = input yang digunakan dalam proses produksi; i = 1,2,3,..., n.
Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain adalah modal, tenaga kerja, dummy, dan lain-lain. Dalam ilmu ekonomi, output dinotasikan dengan Q sedangkan input (faktor produksi) yang digunakan biasanya (untuk penyederhanaan) terdiri dari input kapital (K) dan tenaga kerja (L).

Dengan demikian :
Q = Æ’ (K, L)

Pengusaha yang rasional tidak akan pernah mempekerjakan tenaga kerja yang melebihi, karena penambahan tenaga kerja justru akan menghasilkan output yang lebih sedikit. Hal ini diasumsikan bahwa dengan pengeluaran biaya tertentu, seorang pengusaha akan menggunakan tehnik produksi yang paling efisien dari tehnik produksi yang sudah tersedia. Disamping itu, input yang digunakan dalam proses produksi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu input tetap dan input variabel. Input tetap adalah input yang jumlahnya tidak dapat diubah secara cepat apabila pasar menghendaki perubahan jumlah output. Input variabel adalah input yang jumlahnya dapat diubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan output yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


B. Fungsi produksi Cobb-Douglas

Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi produksi eksponensial. Fungs produksi ini berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada ciri data yang ada dan digunakan, tetapi umumnya ditulis dengan :

 Y = a .............................................

Fungsi produksi eksponensial atau Cobb-Douglas ini sudah banyak digunakan dalam studi-studi tentang fungsi produksi secara empiris, terutama sejak Charles W.Cobb dan Paul H. Douglas memulai menggunakannya pada akhir 1920. Fungsi atau persamaan ini melibatkan
dua variabel atau lebih, yang mana variabel yang satu disebut sebagai variabel dependen atau yang dijelaskan (dependent variable), dan yang lain disebut sebagai variabel independen atau yang menjelaskan (independent variable). Cobb-Douglas masih harus memerlukan berbagai asumsi, antara lain :

a. Sampel yang digunakan secara acak
b. Terjadi persaingan sempurna diantara masing-masing sampel
c. Teknologi diasumsikan netral
d. Fungsi Cobb-Douglas lebih mudah diselesaikan dengan fungsi logaritma
e. Karena merupakan fungsi linier dalam logaritma

Secara matematis, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai
berikut :

Y = αTβ1Tkβ2Kβ3
dimana :
Y = output
T,Tk,K = faktor-faktor produksi
β1, β2,β3 = parameter yang ditaksir nilainya.

Bentuk kurva isoquant fungsi produksi Cobb-Douglas biasanya berbentuk cekung “normal” (normal convex) seperti terlihat pada gambar dibawah ini :


C. KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari penulisan ini adalah dimana fungsi produksi terdiri dari beberapa analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha dalam tingkat teknologi tertentu, mampu mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu dengan seefisien mungkin. Jadi, penekanan proses produksi dalam teori produksi adalah suatu aktivitas ekonomi yang mengkombinasikan berbagai macam masukan (input) untuk menghasilkan suatu keluaran (output). Dalam proses produksi ini, barang atau jasa lebih memiliki nilai tambah atau guna dimana teorinya terdiri dari teori umum dan cobb-douglass.

Sumber :

Perilaku Konsumen Dan Produsen

 A.   Definisi Perilaku Konsumen 
    Perilaku Konsumen adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan aktivitas mencari, memilih, membeli, serta menggunakan produk dan jasa yang diinginkan, guna untuk memperoleh kepuasan dalam kebutuhan konsumen tersebut.

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut James F. Engel – Rodger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin, yaitu :
1.   Pengaruh Lingkungan :
Keluarga, budaya, kelas sosial dan situasi.
2.   Perbedaan dan Pengaruh Individu :
Pengetahuan, sikap, gaya hidup, kepribadian, demografi, motivasi dan keterlibatan.
3.   Proses Psikologis :
Pembelajaran, pengolahan informasi, perubahan sikap dan perilaku.

2 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut Kotler dan Armstrong (1996), yaitu:
1.   Faktor Eksternal :
Pengaruh keluarga, kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan marketing strategy
2.   Faktor Internal :
Kepribadian, sikap, gaya hidup, belajar, motivasi dan persepsi.

    B.   Pendekatan Perilaku Konsumen
Ada 5 macam pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :

1.   Pendekatan Interpretif
Dimana pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal-hal yang mendasarinya, misalnya dengan melakukan wawancara atau focus group discussion.

2.   Pendekatan Tradisional
Dimana pendekatan ini berdasarkan teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behavioral serta dari ilmu sosiologi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen, misalnya dengan melakukan survey atau eksperimen.
3.   Pendekatan Sains Marketing
Dimana pendekatan ini berdasarkanpada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi (Moving rate analysis), yang dilakukan dengan cara mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow.

4.   Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)
Dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan seorang konsumen dapat diukur dengan satuan, misalnya uang. Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.

5.   Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach)
Dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak perlu diukur dengan satuan, jadi cukup mengetahui tinggi – rendahnya kepuasan konsumen dalam menggunakan suatu produk atau jasa.

    C.   Definisi Produsen
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Teori Produksi : Untuk melihat hubungan antar input (faktor produksi) dan, output (hasil poduksi).

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Produsen :
1.   Lahan
2.   Modal (sarana produksi)
3.   Tenaga Kerja

    D.  Pendekatan Perilaku Produsen
Ada 3 cara utama dalam menilai perilaku produsen, yaitu :
1.   Hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan penggunaan berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output tertentu (dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi).
2.   Hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi dua atau lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan pada konsep isokuan dan isocost)

3.   Hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah input tertentu (dijelaskan dalam konsep kurva kemungkinan produksi dan isorevenue).

Ketiga pendekatan di atas digunakan untuk mengambil berbagai keputusan guna mencapai tujuan usaha yaitu :
·         Menjamin pendapatan keluarga jangka panjang
·         Stabilisasi keamanan pangan
·         Kepuasan konsumsi
·         Status social

Sumber :
- Sumber 1
- Sumber 2
- Sumber 3

Elastisitas Harga


Elastisitas Secara umum adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Elastisitas dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :


A. Elastisitas Permintaan 
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/respon perubahan jumlah/kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu: 


1. Elastisitas Harga Permintaan
(The Price Elasticity Of Demand)Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan presentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.


2. Elastisitas Silang 
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand).


3. Elastisitas Pendapatan (pembeli/konsumen)
Adalah elastisitas yang mengukur bagaimana kuantitas permintaan pendapatan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk yaitu :

a. Produk Normal

Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya. 

b. Produk Inferior
Elastisitas pendapatan adalah negative, misalnya permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya. 

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : 
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar.
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut.
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen.
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
    penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

B. Elistisitas Penawaran
Elastisitas Penawaran mempunyai sifat - sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu tedapat lima tingkatan elastisitas :

1. Elastis sempurna = ∞ (Tak Hingga)
Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.

2. Elastis = > 1 
Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.

3. Elastisitas Uniter = 1
Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.

4. Tidak Elastis, dan = < 1
Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.

5. Tidak Elastis Sempurna = 0
Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.

Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Elastisistas Harga Penawaran 
Faktor yang mempengaruhi harga pasar : 
1. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau jasa terbatas.
2. Tinggi rendahnya biaya produksi.
3. Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
4. Produsen mengetahui selera konsumen
5. Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen tetap atau berkurang.

Kesimpulan :
Di dalam elastisistas harga terdapat permitaan dan penawaran dimana masing2 darinya memiliki faktor yang sama kuat dalam berperan di harga pasar.

Sumber :
makalah