Senin, 25 Januari 2016

PARADIGMA

Pengertian Paradigma
Secara etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi poko kpersoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Jadi,paradigma ilmu pengetahuan adalah model atau kerangka berpikir beberapa komunitas ilmuan tentang gejala-gejala dengan pendekatan fragmentarisme yang cenderung terspesialisasi berdasarkan langkah-langkah ilmiah menurut bidangnya masing-masing.
Demikain Pengertian Paradigma,Definisi Paradigma Apa Itu Paradigma.
Semoga Tulisan "Pengertian/Definisi Paradigma (Apa Itu Paradigma,Pengertian Paradigma dan Definisi Paradigma)" ini Bermnafaat.mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan.

A.  Anggapan dasar
Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti. Asumsi yang harus diberikan tersebut, diberi nama asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian nanti, Dalam melakukan penelitian anggapan–anggapan dasar perlu dirumuskan secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Anggapan-anggapan semacam inilah yang disebut sebagai anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.

B.  Nilai / sesuatu yg bias diukur
Memahami perubahan pemikiran terkait tentang perubahan-perubahan tentang teori yang dianut atau disepakati para pakar, dan pemahaman tentang karakteristik sosiologis masyarakat ilmiah/para pakar dalam hubungannya dengan sikap perubahan. Bentuk perubahan berpikir ini membentuk suatu paradigma (cara pandang) bagi setiap masyarakat ilmiah. Masyarakat ilmiah pada paradigma ini menempatkan atau mendorong argumentasi tentang sebuah kebenaran ilmu pengetahuan itu relative.

C.  Masalah yang diteliti
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut:
“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti , Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.

D.  Konsep-Konsep pokok
membuka kesadaran bersama bahwa para pengkaji ilmu pengetahuan itu tak akan selamanya mungkin bekerja dalam suatu suasana “objektivitas” yang mapan, yang bertindak tak lebih tak kurang hanya sebagai penerus yang berjalan dalam suatu alur progresi yang linier belaka.  Para pengkaji dan peneliti ilmiah yang sejati selalu saja memiliki subjektivitas naluriah untuk bergerak secara inovatif guna mencari dan menemukan alur-alur pendekatan baru, atau untuk mempromosikan cara pendekatan yang sampai saat itu sebenarnya sudah ada namun yang selama ini terpendam dan terabaikan oleh kalangan yang selama ini berkukuh pada paradigma lama yang diyakini telah berhasil menyajikan sehimpunan pengetahuan yang “normal dan tak lagi diragukan  legitimasinya”.  Kehendak untuk mencari dan menemukan alur pendekatan baru yang berbau bid’ah ini selalu saja terjadi dalam sejarah falsafati dan keilmuan manusia, khususnya apabila terjadi perubahan besar yang mendasar pada kehidupan sosial-politik, yang menghadapkan manusia warga masyarakat politik pada banyak permsalahan baru yang menghendaki jawaban-jawaban yang baru pula.  

E.  Metode Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.   Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana  peneliti  memahami  suatu  masalah,  serta  kriteria pengujian  sebagai landasan untuk  menjawab  masalah  penelitian [11] .  Secara  umum,  paradigma  penelitian  diklasifikasikan dalam 2   kelompok   yaitu   penelitian   kuantitatif   dan penelitian kualitatif.
·         Paradigma   kuantitatif   menekankan   pada   pengujian   teori   melalui pengukuran  variabel  penelitian  dengan  angka  dan  melakukan  analisis  data dengan    prosedur    statistik.   Penelitian    yang    menggunakan    pendekatan deduktif  yang  bertujuan  untuk  menguji  hipotesis  merupakan  penelitian  yang menggunakan  paradigma  kuantitatif. Paradigma  ini  disebut  juga  dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist), Jenis penelitian yang termasuk dalam paradigma penelitian kuantitatif dibedakan berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik masalah.
·         Penelitian deduktif, yaitu  penelitian  yang  bertujuan  menguji  teori pada keadaan tertentu.
·          Penelitian induktif,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
·         Penelitian Terapan.   Penelitian   terapan   berbeda   dengan   penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan  yang  khusus  atau  untuk  membuat  keputusan  tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji   ide   kreatif   bagi   alternatif   strategi   bisnis.
·         Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan   atau   mendukung   pengambilan   keputusan   tentang   nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
·         Penelitian dan pengembangan, yaitu   penelitian   yang   bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik.
·         Penelitian tindakan, yaitu  penelitian  yang  dilakukan  untuk  segera digunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah.
·         Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalahdalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas   atau   natural setting yang holistis,   kompleks,   dan   rinci.   Penelitian   yang   menggunakan   pendekatan induksi  yang  mempunyai  tujuan  penyusunan  konstruksi  teori  atau  hipotesis melalui   pengungkapan fakta merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistic atau interpretatif  (constructivist,naturalistic or interpretativeapproach), atau perspektif post-modern.

F.  Metode  Analisis
·         Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation)
·         Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
·         Penyelidikan Investigation) Sejarah Hidup (Life Historical
·         Analisis Konten (Content Analysis)
·         Kontras
Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif
Desain
- Umum
- Fleksibel
- Berkembang, tampil dalam proses penelitian
Desain
- Spesifik, jelas, terinci
- Ditentukan secara mantap sejak awal
- Menjadi pegangan langkah demi langkah
Tujuan
- Memperoleh pemahaman makna : verstehen
- Mengembangkan teori
- Menggambarkan realitas yang komplek
Tujuan
- Menunjukkan hubungan antara variabel
- Mentest teori
- Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
Teknik Penelitian
- Observasi, participant observation
- Wawancara terbuka
Teknik Penelitian
- Eksperimen, survey, observasi berstruktur
- Wawancara berstruktur
Instrumen Penelitian
- Human Instrument
- Buku Catatan
- Recording
Instrumen Penelitian
- Test, angket, wawancara, skala
- Komputer, Kalkulator
Data
- Deskriptif
- Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan responden, dokumen, dll
Data
- Kuantitatif
- Hasil pengukuran berdasarkan variabel yang dioperasionalkan dengan menggu-nakan instrumen
Sampel
Sampel

G.  Hasil Analisis
Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat  yang berbeda. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik  dan dapat digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada
Sumber//: http://gioakram13.blogspot.co.id/2013/05/paradigma-penelitian-kuantitatif-dan.html
http://www.blog-web.id/2012/09/Pengertian-paragdigma.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/cara-memilih-masalah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar